Laki-laki itu tak tenang. Hatinya gelisah terusik seraut wajah lembut nan ayu yang selalu menghantui pikirannya. Mengacaukan konsentrasinya dan memporakporandakan ritme kerjanya. Wanita yang mempesonakannya sejak mula berjumpa.
"Salam kenal mas, saya orang baru disini. Mohon bimbingannya."
Saat itu dan sejak itulah laki-laki itu jatuh ke dalam jurang pengharapan yang tak berujung. Cinta yang tak mampu ia raih. Hanya mengharap dan mendamba tanpa keberanian untuk jujur dan menyatakan. Tidak. Ia tidak atau mungkin belum berani untuk mengungkapkan segala rasa yang menghimpit dadanya dan membuatnya sesak. "Jika cinta itu menyesakkan dan menyakitkan, aku memilih untuk tetap dalam kesakitan hanya untuk mencintamu."
Bukan karena pengecut, tapi ia menyadari wanita itu milik orang lain. Kelelakiannya memaksanya mundur demi menghormati lelaki lain yang telah lebih dulu memasuki hati pujaannya. Tapi hati kecilnya berontak, memaksa untuk tetap mengatakan perasaannya. Paling tidak wanita itu tahu, ada laki-laki di luar sana yang sama mencintainya bahkan mungkin lebih dari kekasihnya.
"Aku ingin kau tahu. Aku tak meminta apa-apa, balasan atau apapun. Mungkin ini terasa tak pantas, tapi aku hanya butuh kau dengar ini : Aku mencintaimu. Aku terjatuh padamu, tepat saat pertama kali kau muncul di pintu kantor kita. Aku menyayangimu lebih dari kau tahu, tapi aku tahu tak mungkin bagimu membalas perasaanku. Dan tak mungkin bagiku memaksamu meninggalkannya. Aku bisa saja nekat. Oohh..tentu saja bisa. Tapi aku tak mau. Dia dan aku sama-sama lelaki. Dan aku tak ingin lelaki lain hancur karena keegoisanku."
Wanita itu hanya tertegun, nanar memandang mata lelaki di hadapannya. Berharap ini hanyalah lelucon lain yang sering dilontarkan padanya di sela-sela kesibukan dan deadline yang menghimpit. Ia tertawa. "Bercanda mbok ya jangan yang kayak gini mas..." "Aku ga bercanda. Aku serius. Apakah kau melihat aku tertawa?" Wanita itu tersadar, lelaki ini memang serius. Disaat seperti ini entah menguap kemana kata-kata yang biasanya begitu lancar dan rapi tersusun di benaknya. Dan ia hanya bisa tergeragap. "A..a..aku..aku nggak tahu harus......." "Aku kan udah bilang, kamu ga harus ngapa ngapain. Aku hanya butuh kamu tahu ini. That's it. Cuma itu yang aku butuhkan."
Dan laki-laki itu beranjak dari hadapannya, meninggalkannya dengan jetlag yang parah. Kini semua tidak akan sama lagi.
Sejenak kemudian, ponsel laki-laki itu berdering. "Ayah..pulangnya nanti jangan lupa mampir JCo's ya..Adek pengen makan donat. Bunda juga tuh.. "Iya sayang..Tapi adek harus rapi & wangi kalo Ayah pulang nanti ya.." "Oke..Hati-hati di jalan ya Ayah.. Mmuaaaahh.." "Mmuah.."
Labels: Lagi Mellow, Love |
see? it can happen to anybody :D