Kata-kata itu sederhana, tapi efek yang diberikan luar biasa. Kehadirannya mampu menimbulkan kehangatan, kebahagiaan, kebanggaan dan terjalinnya hubungan baru. Namun kealpaannya mampu meluluhlantakkan hubungan yang telah terjalin, menimbulkan amarah dan (terkadang) dendam. Kata itu adalah Tolong, Maaf dan Terima Kasih.
Ingin membuktikannya? Perhatikan percakapan antara Bos dengan Ajudannya ini :
Tlululuuuut... Karyawan (K) : "Hallo.." Boss (B) : "Hallo." K : "Ya Boss.." B : "Kamu nanti ke kantor Anu ya. Bawakan dokumen yang ada di dekat komputer itu, yang map merah. Itu mau saya pake sekarang untuk proyek kita. Cepet ya. Saya tunggu sekarang." K : "Ya Boss." Klik. Telpon ditutup.
Bandingkan dengan yang ini :
Tlululuuuut.. K : "Hallo.." B : "Hey..Jud.." (Ini bukan judul lagunya Beatles, tapi maksudnya panggilan untuk ajudannya.) K : "Ya Boss." B : "Saya sedang ada di kantor Anu untuk membicarakan proyek kita, tapi saya lupa bawa dokumen yang ada di map merah. Minta tolong ya, nanti kamu bawakan kesini map merah yang ada di deket komputer itu. Maaf kalo merepotkan kamu, tapi kalo ga ada itu, proyek kita bisa ga goal. Terima kasih ya.." K : "Oke Boss. Segera diantar kesana." B : "Terima kasih ya..Saya tunggu." Klik. Telpon ditutup.
Tak perlu diragukan, jelas percakapan yang kedua terasa lebih menyenangkan, karena ada unsur tiga kata itu tadi. Meskipun karyawan itu adalah bawahan Si Boss, tapi tetap saja dia manusia yang punya hati dan perasaan. Ya tho..?! Dan saya rasa hal-hal kecil yang bermakna besar macam itu perlu lebih sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepada pembantu kita di rumah, tukang sayur keliling, kasir supermarket, OB di kantor atau orang-orang di sekitar Anda yang menurut Anda tidak penting.
Curhatan ga penting cuma untuk melepaskan kekesalan karena pagiku yang cerah telah rusak dengan suksesnya haya karena orang itu tak kenal tiga kata ini. Terima kasih telah merusak pagiku dengan sempurna. Maaf kalo pagi ini aku berwajah masam padamu, karena telah kau rusak pagiku dengan sempurna. Dan terakhir,tolong jangan kau rusak lagi pagiku untuk seterusnya.
Labels: Career, Pamisuhan |
memang yah, tiga kata sakti itu :)