"Ketika asa terbentur realita, masih mampukah logika menjadi nyata? -sang pencintamu-"
Sebuah pesan pendek dari seseorang yang pernah mengisi hari-hariku dengan keriuhan dan berjuta warna warni kebahagiaan. Beberapa menit saja setelah kunjungannya di rumahku. Berbincang tentang pekerjaan, cuaca, film, bahkan gosip artis, apapun kecuali masa lalu kami. Aku tak berani. Mungkin dia berpikiran sama. Tapi tatapannya padaku masih sama. Disana masih ada cinta dan harapan. Tapi tidak di mataku. Bagiku semua sudah berakhir. Sudah menjadi bagian dari masa lalu yang kuarsip dalam file bernama "OLD STORY". Entah apa yang ada dalam pikirannya sehingga meluncurlah puisi pendek itu ke ponselku. Yang disusul pula dengan sms yang lain : "Aku ingin menganggapmu teman setelah cerita kita berakhir dengan kejamnya. Namun nampaknya sulit. Karena aku telah memberikan seluruh cintaku untukmu. Dan sekarang aku masih dalam tahap semi pure friend. Masih butuh beberapa tahapan lagi untuk menjadi pure. Semua itu butuh proses, tak ada yang instan, apalagi ini masalah hati yang tergores."Kalimat terakhirnya begitu menohokku. Setelah tujuh tahun, ternyata goresan itu masih terasa menyakitkan untuknya. Goresan yang kubuat karena keegoisanku, karena sempitnya fikirku. ~ Menyakitimu begitu dalam adalah satu-satunya yang kusesali hingga kini. ~"Satu kata untukmu. SEMPURNA."Sebuah pesan pendek terakhir darinya menutup malam yang kian dingin disapu hujan "salju" yang lembut. Dan akupun termangu. Merasa menjadi orang paling jahat yang pernah ada. Foto diambil disini.
Labels: My Life, Pemikiran Mendalam |
waduh....CLBK? *cekikikan*